Pages

Senin, 22 Juli 2013

Blunder! Selalu Online, Tapi Cuek Ancaman Cybercrime

3
Moskow - Perangkat yang terhubung internet berarti menyimpan peluang untuk menjadi korban cybercrime. Hanya saja, banyak yang belum menyadari ancaman itu.

Hal tersebut terungkap dari sebuah survei indpenden yang dilakukan perusahaan security Kaspersky. Survei ini dilakukan terhadap ribuan pengguna di 14 negara, selama rentang bulan Juni 2013.

"Hasilnya, sebanyak 50% koresponden yang menggunakan komputer desktop masih merasa aman menggunakan perangkatnya walaupun tanpa perlindungan antivirus. Sedangkan 51% pengguna laptop (kecuali Macbook), juga merasakan hal sama," ujar Alexander Erofeev, Chief Marketing Officer Kaspersky, di acara Kaspersky Safeguarding Multi-device World yang dihadiri detikINET di Moskow, Rusia, Senin (22/7/2013).

Sayangnya, keyakinan mereka tersebut tidak sesuai dengan apa yang dilakukan pengguna komputer sehari-hari. Mereka terhubung dengan internet dan beberapa melakukan aktivitas online.

"Banyak orang tidak mengerti, bahwa bagaimanpun perangkat yang terhubung dengan internet, berarti potensial menjadi korban dari cybercrime," imbuh Erofeev.

Cybercrime yang mengintai pengguna bisa dalam bentuk serangan apapun, seperti malware, trojan atau metode phising. Ini belum termasuk dengan kecerobohan pengguna saat penggunaan password.

Sebab pada temuan Kaspersky, setidaknya 33% menggunakan satu password yang sama untuk semua akun di internet. Ini yang dianggap Erofeev sangat berbahaya.

"Password ibarat sebagai kunci di rumah kita. Di setiap pintunya kita tidak begitu saja menggunakan kunci yang sama. Padahal ini adalah mandatari yang penting," lanjutnya.

Korban dari serangan cybercrime ini tidak main-main, setidaknya Kaspersky menemukan 36% malware yang dibuat menyerang pengguna dengan akses internet tak terbatas alias selalu online.

Sementara dari korban malware yang berjatuhan, 1 dari 5 di antaranya terpaksa mendapat serangan yang membuatnya kehilangan data pribadi. Malah 6% sampai tak bisa mengembalikan datanya.

"Sementara 18% pengguna yang menjadi korban trojan terpaksa harus menderita kerugian material. Tapi sayangnya, mereka baru menyadari setelah uangnya hilang," Eroveef menandaskan.

(tyo/ash)

23 Jul, 2013


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656095/s/2f06698c/l/0Linet0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A70C230C0A913110C23110A190C3230Cblunder0Eselalu0Eonline0Etapi0Ecuek0Eancaman0Ecybercrime/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar